Jalan ini begitu rumit,
saat melangkah banyak pilihan harus diputuskan,
saat kita menginjak tanah dikubangan yang becek,
konsekweninya adalah kaki dan celana kita menjadi kotor dan tak sedap dipandang mata.
tanpa menginjakan kaki disana mustahil kita bisa melewati sampai ke ujung sana.
ah!!! aku bukan burung yang memiliki sayap
terbang ringan, melampui gunung dan lembah,
melewati sebuah wilayah Baldatun Toyibun yang diangkat dikisah Nabi Sulaiman,
aku hanya seorang hamba, yang syarat kelemahan,
namun juga bukan seperti kaum penyembah matahari.
aku hanya ingin menyelesaikan masalah dengan caraku,
cara yang mungkin dianggap oleh sesama kurang begitu bisa diterima logika.
Tuhan,...
Engkau adalah sang Maha,
begitu juga untuk membolak balikan rasa hatiku,
saat kesakitan terlalu dalam, aku mohon maaf...
sejenak ku titipkan rasa sakit hatiku padaMu Tuhan
kelak, jika aku sudah mampu kan ku ambil kembali
membawanya pulang dan akan kubakar mendebu arangkan kesakitanku itu.
Tuhan,...
aku takut...sangat takut....
Jika saja matahariMu terbit dari barat,
menghentikan setiap tafakur dan pengajuan tobatku
aku limbung, tenggelam seperti perahu kaum firaun
kesempatan yang hilang, sebuah titik diakhir cerita perjalanan hidup.
Tuhan,...
sekali lagi, mohon maaf
ku titipkan rasa sakit hatiku
harapku adalah....
mampukan aku dari orang-orang yang terus membangun kebencian
kepura-puraan, kekuasaan, keangkuhan, pencurian hak kasih sayang,
tegar berdiri sampai aku melihatnya menyesali
dan kembali, setelah Kau sadari.
baru saat itu aku mengambil kembali rasa sakit hatiku,
dan seperti janjiku
akan kubakar mendebu arangkan kesakitanku itu....
saat melangkah banyak pilihan harus diputuskan,
saat kita menginjak tanah dikubangan yang becek,
konsekweninya adalah kaki dan celana kita menjadi kotor dan tak sedap dipandang mata.
tanpa menginjakan kaki disana mustahil kita bisa melewati sampai ke ujung sana.
ah!!! aku bukan burung yang memiliki sayap
terbang ringan, melampui gunung dan lembah,
melewati sebuah wilayah Baldatun Toyibun yang diangkat dikisah Nabi Sulaiman,
aku hanya seorang hamba, yang syarat kelemahan,
namun juga bukan seperti kaum penyembah matahari.
aku hanya ingin menyelesaikan masalah dengan caraku,
cara yang mungkin dianggap oleh sesama kurang begitu bisa diterima logika.
Tuhan,...
Engkau adalah sang Maha,
begitu juga untuk membolak balikan rasa hatiku,
saat kesakitan terlalu dalam, aku mohon maaf...
sejenak ku titipkan rasa sakit hatiku padaMu Tuhan
kelak, jika aku sudah mampu kan ku ambil kembali
membawanya pulang dan akan kubakar mendebu arangkan kesakitanku itu.
Tuhan,...
aku takut...sangat takut....
Jika saja matahariMu terbit dari barat,
menghentikan setiap tafakur dan pengajuan tobatku
aku limbung, tenggelam seperti perahu kaum firaun
kesempatan yang hilang, sebuah titik diakhir cerita perjalanan hidup.
Tuhan,...
sekali lagi, mohon maaf
ku titipkan rasa sakit hatiku
harapku adalah....
mampukan aku dari orang-orang yang terus membangun kebencian
kepura-puraan, kekuasaan, keangkuhan, pencurian hak kasih sayang,
tegar berdiri sampai aku melihatnya menyesali
dan kembali, setelah Kau sadari.
baru saat itu aku mengambil kembali rasa sakit hatiku,
dan seperti janjiku
akan kubakar mendebu arangkan kesakitanku itu....
medio Ramadhan 2014
MENITIPKAN SAKIT HATIKU PADA TUHAN
Reviewed by Unknown
on
03.01
Rating:
Tidak ada komentar: