OLEH : Yono Maulana S.Kom, MM, MPM® Masa Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Kabupaten Brebes semakin dekat, aroma persiapan, pemilihan, strategi dan persaingan kian semakin terasa dan kentara. Tak terkecuali bagi pasangan inkumben yang sebelumnya sempat galau dan berencana maju dan unjuk diri masing-masing rupanya kembali harus berfikir matang dan kembali ke formasi sebelumnya, entah apa yang mendasari keputusan tersebut, apakah tidak percaya diri atau justeru sebaliknya merasa yakin dengan kekuatan yang sudah dibuktikan sebelumnya, tentunya dengan hasil pembangunan infrastuktur dan berbagai program keberhasilan lainnya yang mereka klaim. Sementara nama-nama lain yang sebelumnya dimunculkan dan sempat di branding di tiba-tiba hilang dan harus kembali ke formasi awal. Kesibukan tidak hanya terlihat pada pasangan inkumben namun juga terlihat pada pendatang baru, dikutip dari Tempo Online tanggal 22 september 2016 “kami menghadirkan calon alternative selain calon inkumben, yang bisa mengubah kondisi menjadi lebih baik”. Pendatang barupun merasa mampu tentunya dengan berbagai pengalaman termasuk pernah menjadi salah satu menteri di kabinet sebelumnya.
Jika tidak ada calon pasangan lain lagi, ajang pemilihan kepala daerah Kabupaten Brebes akan menjadi menarik, sengit dalam persaingan dan bahkan memungkinkan kearah kerawanan kemanan. Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi perselingkuhan Demokrasi dan Pelacuran Demokrasi Pilkada.
Perselingkuhan Demokrasi
Jika melihat secara luas, Bukan sebuah hal yang mustahil bahkan sudah terpampang nyata, karena saat ini demokrasi banyak yang berkerjasama dengan pemodal, para pengusaha berusaha meloloskan jagoannya dengan berbagai cara dan dukungan penuh keuangan yang pada akhirnya mereka bisa membangun kerjasama yang sudah pasti menguntungkan mereka. Pada akhirnya akan melahirkan kesenjangan.
Perselingkuhan di level bawahpun juga terjadi, bagaimana tidak mereka menyatakan dukungan kepada calon A, kemudian datang tim sukses calon B menyatakan hal yang sama. Masyarakat rupanya terjebak dalam perasaan dan suasana nikmat sementara, terjebak dalam senyum manis nan rupawan yang menghiasi setiap tempat, lokasi, gedung bahkan di ladang-ladang mereka. Pertanyaannya adakah jaminan dari masyarakat untuk loyal terhadap pilihan mereka ? atau mereka ingin mencoba rasa baru. Hanya rakyat pemilih dan Tuhan yang tahu.
Pelacuran Demokrasi
Mungkin terkesan kasar kalimat Pelacuran Demokrasi diatas, namun ini adalah sebuah analogi dari penulis. Saat menjelang tiba waktu PILKADA pelacuran demokrasi juga terjadi hampir diseluruh daerah, diawal berusaha maju sebagai kepala daerah namun harus terhenti atau bahkan mengentikan niatnya, semua karena tawaran yang menggiurkan. Visi dan Misi untuk kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat bukan lagi sebuah pondasi, nilai-nilai dasar kebangsaan tidak lagi ditanamkan daam hati, melainkan bagaimana mengkayakan diri sendiri dengan cara cepat, jelas dan tanpa harus banyak menerima resiko.
Pada akhirnya sikap dan tindakan figure seperti ini akan dicontoh oleh rakyat, dan menumbuhkan pelacur-pelacur demokrasi baru, mereka yang pada awalnya bersuara lantang menyerukan keadilan dan kesejahteraan rakyat, menjadi korektif para pemegang kekuasaan tiba-tiba hilang terbawa hanyut oleh tawaran yang menggiurkan, terbuai dalam kesenangan, bergelimang uang. Bagi para pelacur demokrasi level bawah, Visi, Misi, Program Kerja, para calon kepala daerah bukanlah sebuah hal penting, bagi para pelacur demokrasi adalah suara mereka adalah uang, kecerdasan mereka adalah uang, akadmis mereka adalah uang, loyalitas mereka adalah uang. Tidak ada kesetiaan jika tidak ada uang. Sampai saat ini para kepala daerah masih beranggapan bahwa untuk memenangkan pertarungan politik di Indonesia dikendalikan oleh Uang.
Jadilah Pelopor Demokrasi Yang Benar
Sebagai rakyat Indonesia, baik yang di tunjuk untuk mencalonkan jadi Kepala Daerah maupun Menjadi Rakyat sebagai pemilih jadilah pelopor Demokrasi Yang Benar. Pengertian pelopor demokrasi yang benar menurut penulis adalah mampu menjadi pribadi yang Taqwa, Kredibel dan Legal.
PERSELINGKUHAN DAN PELACURAN DEMOKRASI
Reviewed by Masyon
on
20.28
Rating:
Tidak ada komentar: